
Slow Living: Cara Gen Z Mencari Keseimbangan Hidup
Onix IDShare
Di tengah hiruk pikuk dunia modern yang serba cepat, generasi Z (Gen Z) justru memilih jalan yang berbeda. Mereka menemukan kedamaian dan keseimbangan hidup melalui konsep slow living. Namun apa sebenarnya slow living itu, dan bagaimana Gen Z menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari?
Apa Itu Slow Living?
Slow living merujuk pada kata slow (pelan) dan living (hidup). Secara harfiah, kata ini berarti gaya hidup yang cenderung pelan dan tidak tergesa-gesa dalam setiap aspek. Selain itu, slow living juga merupakan sebuah filosofi dari pendekatan hidup yang menekankan pada kualitas di atas kuantitas. Karenanya, menjalani hidup dengan kesadaran penuh akan memperkuat koneksi yang lebih dalam dengan diri sendiri, orang lain, dan lingkungan sekitar.
Ada beberapa prinsip dalam menjalani slow living yang mencakup berbagai aspek kehidupan, mulai dari cara kita bekerja, makan, berinteraksi sosial, menikmati waktu bersantai, melakukan hobi, sampai beristirahat.
- Mindfulness atau kesadaran penuh: Artinya, kita hadir sepenuhnya dalam setiap momen yang sedang dilakukan. Bukan hanya secara fisik, tapi juga secara jiwa dan pikiran.
- Fokus: Sering kali pikiran kita bercabang, sehingga fokus kita pun terbagi. Dengan slow living, kita diajak untuk memusatkan perhatian pada satu hal yang sedang dilakukan.
- Koneksi: Kesibukan akan pekerjaan terkadang membuat kita kehilangan waktu dengan orang-orang di sekitar. Agar tidak hilang koneksi, kita diajak tetap menjalin hubungan yang bermakna dengan keluarga, teman, dan komunitas.
- Keberlanjutan: Artinya, kita diajak membuat pilihan yang lebih sadar dan bertanggung jawab terhadap lingkungan di masa sekarang dan masa depan.
- Menikmati proses: Kehidupan modern menuntut kita untuk bergerak cepat dan fokus kepada hasil. Namun dengan slow living, kita dapat lebih menghargai perjalanan dan menghargai proses.
Baca juga: Affordating: Pacaran Hemat Ala Tren Frugal Living
Manfaat Menjalani Slow Living
Slow living sering kali dianggap sebagai bergerak lambat. Padahal, prinsip ini lebih menekankan pada kesadaran penuh saat menjalani hidup. Tidak hanya membantu kita menjadi lebih fokus, ada banyak manfaat lain yang dapat meningkatkan kualitas hidup secara signifikan. Berikut adalah dampak positif dari slow living:
- Mengurangi stres dan kecemasan
- Meningkatkan kesehatan mental
- Membangun koneksi sosial yang lebih baik
- Membantu pikiran agar lebih mudah fokus
- Menghasilkan pekerjaan yang lebih berkualitas
- Membantu kita mengapresiasi hal kecil di sekitar
- Meningkatkan kepuasan hidup
- Meningkatkan rasa syukur akan kehidupan
- Meningkatkan ketenangan batin
- Meningkatkan rasa bahagia
- Meningkatkan kualitas tidur
- Mengurangi risiko burnout
Cara Menjalani Slow Living
Banyak orang yang takut memulai slow living karena merasa tidak sanggup menjalaninya. Padahal, perubahan gaya hidup memang tidak dapat dilakukan secara drastis hanya dalam semalam. Slow living sejatinya bukan sekadar tren viral semata melainkan sebuah perjalanan jangka panjang. Karenanya, kamu dapat memulainya dengan langkah kecil.
1. Batasi penggunaan media sosial
Semenjak kemunculan smartphone dan media sosial, orang-orang mulai menghabiskan waktu berjam-jam dalam sehari untuk berselancar di dunia digital. Media sosial memang memiliki banyak manfaat, namun sering kali menjadi sumber distraksi dan sarana membandingkan diri dengan kehidupan orang lain. Kita dapat menetapkan waktu khusus untuk menggunakan media sosial untuk menghindari scrolling tanpa henti.
2. Nikmati Makanan dengan Perlahan
Makan adalah aktivitas rutin yang dilakukan oleh setiap orang. Saking melekatnya dengan kehidupan, makan sering dianggap sebagai kegiatan sepele. Padahal, makan dapat berkontribusi dalam mengimplementasikan slow living. Studi menunjukkan bahwa makan dengan fokus, yang melibatkan perhatian penuh pada rasa, tekstur, dan aroma makanan tanpa gangguan apa pun dapat membantu individu menikmati hidangan dan menumbuhkan rasa bersyukur.
3. Meluangkan Waktu di Alam
Ritme kerja yang padat di perkotaan kerap kali menyebabkan individu kekurangan waktu untuk recharge energi. Tuntutan lingkungan yang serba cepat meningkatkan stres dan kecemasan. Karenanya, penting untuk meluangkan waktu di alam guna menenangkan pikiran dan memperbaiki suasana hati. Langkah awal dapat berupa kegiatan kecil, seperti berjalan pagi di taman, melakukan piknik di halaman rumah, berkebun untuk merawat tanaman, atau sekadar membaca di taman kota.
4. Menjadwalkan Waktu untuk Diri Sendiri
Padatnya rutinitas dan pekerjaan sering menyebabkan kita kekurangan waktu untuk diri sendiri. Tekanan kesibukan yang berlebihan juga berdampak pada kegiatan mendasar seperti makan dan istirahat yang cukup. Jika dibiarkan berkelanjutan, kondisi ini dapat memberikan dampak negatif terhadap kestabilan mental dan emosional. Filosofi slow living mendorong kita untuk memprioritaskan diri sendiri. Caranya adalah dengan meluangkan waktu terjadwal dalam seminggu untuk aktivitas personal, seperti memasak, membaca, menonton, meditasi, atau beristirahat tanpa gangguan.
5. Memperbanyak Interaksi Langsung
Perkembangan teknologi yang semakin canggih dan kemunculan berbagai perangkat pintar memungkinkan terjalinnya komunikasi digital secara luas. Fitur voice call dan video call juga semakin dipermudah berkat koneksi internet. Akan tetapi, interaksi secara langsung tetap tidak tergantikan karena menghadirkan kualitas pertemuan dan pembicaraan yang berbeda. Tatapan mata, kontak visual, bahasa tubuh, dan kehadiran fisik mampu menciptakan koneksi yang lebih erat dan bermakna. Usahakan untuk melakukan pertemuan langsung dengan keluarga, teman, saudara, maupun kolega. Tidak hanya itu, hindari penggunaan ponsel saat berinteraksi dengan seseorang demi memberikan fokus seutuhnya.
6. Menggunakan Wewangian
Parfum, essential oil, lilin aromaterapi, dan oil diffuser sering menjadi elemen pelengkap saat me time. Karena aroma memiliki kekuatan untuk memengaruhi suasana hati dan emosi seseorang. Penggunaan wewangian dalam kegiatan sehari-hari juga dapat memberikan efek menenangkan, sehingga meningkatkan fokus dan rasa rileks. Selain pilihan produk wewangian di atas, ada opsi lain yang lebih multifungsi yaitu parfum. Kamu dapat memilih Eau de Parfum untuk penggunaan sehari-hari karena cocok digunakan di mana pun, termasuk saat beristirahat. Sementara untuk kegiatan di ruang terbuka, Extrait de Parfum adalah pilihan terbaik karena wanginya dapat bertahan selama 6 hingga 8 jam.
Baca juga: Ternyata, Ini Cara Agar Parfum Tahan Lama Berjam-Jam!
Rekomendasi Parfum untuk Aktivitas Sehari-Hari
Profil aroma: Sweet, fruity, floral, woody
Profil aroma: Floral, oriental, woody
Profil aroma: Fruity, floral, powdery, musky
Profil aroma: Sweet, fruity, floral, ambery